Hingga saat ini
pengumpulan data luas panen baik padi maupun palawija masih menggunakan metode
konvensional dengan menggunakan daftar isian Statistik Pertanian (SP).
Berdasarkan metode tersebut, data luas panen masih didasarkan pada hasil
pandangan mata petugas data (eye estimate). Rendahnya akurasi dan waktu
pengumpulan data yang cukup lama menjadi beberapa kekurangan dari penggunaan
metode tersebut.
Sehubungan dengan hal
tersebut, BPS melakukan kerjasama dengan BPPT untuk menyusun kerangka sampel
dan sistem pelaporan yang digunakan dalam pengumpulan data statistik pertanian
yang berbasis teknologi dalam rangka memperbaiki metodologi pengumpulan data statistik
pertanian. Kerjasama tersebut kemudian diwujudkan dalam suatu kegiatan yang
bertajuk “Pengumpulan Data Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi
dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA). Dalam kegiatan ini dilakukan
pengamatan fase tumbuh padi pada titik – titik pengamatan dalam sampel segmen
dengan menggunakan perangkat teknologi (menggunakan aplikasi pada OS Android),
sehingga data pertanian yang dikumpulkan menjadi lebih akurat dan tepat waktu.
Telah dilakukan uji
coba KSA di pulau jawa pada tahun 2015 dan 2017, di tahun 2018 baru akan
dilakukan kegiatan serupa di seluruh Kab/Kota seluruh Indonesia termasuk di
Kab. Bengkayang.